Kondisi fisik Wawan Andriyanto (27), sungguh amat memprihatinkan.Tubuhnya hanya tinggal kulit yang membalut tulang. Daging yang menempel di tulangnya, terus digerogoti penyakit yang sudah empat tahun bersarang di tubuhnya.Pria yang beranak satu yang tinggal di RT 3/RW 3 jalan Flamboyan (dulu jalan Armada), Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini, tidak bisa kemana mana dan tidak bisa berbuat apa-apa.Ia tergolek lemas di ranjangnya, ditemani kasur dan bantal yang tidak lagi empuk.
Kasiati (59), orang tua Wawan, hanya bisa mengelus dada, ketika menceritakan penyakit putranya. Perempuan yang setia menunggu anaknya ini hanya bisa pasrah menghadapi cobaan ini.Di rumah berukuran 9x6, berkamar satu, ibuu yang sudah lama ditinggal mati suaminya ini, mengaku dari hasil pemeriksaan dokter yang menanganinya, Wawan menderita diabetes (penyakit gula kering), ginjal. “Sudah hampir empat bulan ini, diarenya tidak sembuh-sembuh,” ucap Kasiati yang mengaku telah tiga kali anaknya keluar masuk rumah sakit.
Meski sudah diobati secara medis dan non medis, penyakit komplikasi yang dialami putra bungsunya itu, tetap tidak sembuh, bahkan cenderung bertambah kronis.Makanya kepada Berita Kota, ibu yang sudah tidak memiliki apa-apa ini, angkat tangan alias tisak sanggup untuk membiayai pengobatannya.
Sambil duduk di lantai, Kasiati kemudian menceritakan ikhwal, mengapa anaknya itu mengalami nasib yang memilukan. Sejak perkawinannya dengan Farida, Wawan tinggal di desa Pesawahan, Kecamatan tiris, Kabupaten Probolinggo. Di rumah istrinya itu, ia membuka service elektronik dan sering ngebreak (pesawat orari) dengan teman-temannya.
Selang beberapa bulan dari kelahiran anak pertamanya, sekitar tahun 2007, jempol kedua kaki Wawan bengkak yang dibrengi dengan demam dan panas serta keluar semacam air dari pori-porinya. Saat itu ia menginap 20 hari di RSUD dr. Muhammad Saleh. “Setelah dioperasi, tangannya sembuh.” Jelas Kasiati.
Setelah sembuh dari penyakit bengkaknya, Wawan sering tinggal di rumahnya sendiri (Kelurahan Pilang) ketimbang tinggal di Desa Pesawahan. Setahin kemudian, tepatnya 2008, penyakit bengkaknya kambuh lagi. Namun bukan di kakinya, tetapi di jempol tangan kanannya. “Anak saya ngamar di RSUD dr. Muhammad Saleh 10 hari,” tutur Kasiati.
Di ruang berlantai semen dan tidak berkursi itu, Kasiati menjelaskan jika penyakit bengkak anak ragilnya tidak pernah kambuh lagi. Namun dalam perjalanannya, tubuh Wawan dari hari ke hari semakin kurus. Setelah di rawat jalan du Puskesmas Ketapang, menurut tim dokter yang menanganinya, Wawan sakit diabetes (Gula Kering). ”Katanya ginjal lagi,” tambah Kasiati.
SEjak itu, tibuh Wawan, makin kurus kerontang.Dan pada 24 Maret 2010 kemarin, Wawan kembali masuk Rumah Sakit untuk ke tiga kalinya. “Tapi enggak ngamar, sehari langsung pulang karena waktu itu saya Cuma punya uang Rp 20 ribu. Karena uang itu untuk ongkos pulang dari belanja, saya tidak beli obat seharga Rp 14 ribu. La kok masih bayar, padahal saya sudah punya jamkesda,” aku Kasiati keheranan.
Sumber : berita kota
0 komentar:
Posting Komentar