Jtest (Java Static Analysis, Code Review, Unit Testing, Runtime Error Detection)

jtest adalah salah satu contoh software penguji aplikasi dikhususkan untuk menguji software yang dibuat dengan bahasa pemrograman java. Jtest dibuat oleh perusahaan bernama parasoft yang sudah kurang lebih 25 tahun telah meneliti dan mengembangkan solusi perangkat lunak yang membantu organisasi memberikan bebas error perangkat lunak yang efisien. Dengan mengintegrasikan end-to-end pengujian , dev / uji lingkungan manajemen , dan manajemen pengembangan perangkat lunak. sebenarnya parasoft banyak mengeluarkan software2 pengujian perangkat lunak seperti jtest ini, namun yang akan dibahas disini hanya seputar jtest saja. untuk lebih mengenal produk-produk parasoft yang lain dapat langsung mengunjungi website resminya di http://www.parasoft.com/jsp/home.jsp.

Parasoft Jtest adalah solusi terpadu untuk mengotomatisasi berbagai praktek terbukti meningkatkan pengembangan produktivitas tim dan kualitas perangkat lunak. jtest berfokus pada praktek untuk memvalidasi kode Java dan aplikasi, dan mulus terintegrasi dengan Parasoft SOAtest untuk memungkinkan end-to-end fungsional dan pengujian beban kompleks saat ini, aplikasi terdistribusi dan transaksi. fasilitas-fasilitas yang ditawarkan dalam software ini adalah sebagai berikut :
  • Static analisis - analisis kode statis, analisis data arus statis, dan analisis metrik
  • Rekan kode review proses otomatisasi-persiapan, pemberitahuan, dan pelacakan
  • Unit testing - JUnit dan Kaktus tes penciptaan, pelaksanaan, optimasi, dan pemeliharaan
  • Runtime error deteksi - kebocoran sumber daya & memori, kerentanan keamanan serangan, dan lain-lain.
parasoft menyediakan tim dengan cara yang praktis untuk mencegah, mengekspos, dan memperbaiki kesalahan dalam rangka untuk memastikan bahwa kode Java mereka bekerja seperti yang diharapkan. Untuk mempromosikan perbaikan yang cepat, setiap masalah terdeteksi diprioritaskan berdasarkan tugas keparahan dikonfigurasi, otomatis ditetapkan ke pengembang yang menulis kode terkait, dan didistribusikan kepada nya atau IDE dengan link langsung ke kode bermasalah dan deskripsi tentang bagaimana untuk memperbaikinya.
adapun tujuan dari adanya software jtest ini adalah sebagai berikut :
  • Mencegah cacat yang mempengaruhi aplikasi keamanan, kehandalan, dan kinerja
  • Mematuhi inisiatif kualitas internal atau peraturan
  • Memastikan konsistensi
  • Meningkatkan produktivitas dengan mengotomatisasi namun kritis cacat pencegahan praktek    
contoh tampilan software jtest  


 

Category: 0 komentar

kreteria manager proyek yang baik

Manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan dan teknologi. Dan tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.

Karakter Pribadi yang Harus Dimiliki Seorang Manager Proyek:
1. Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
2. Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
3. Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
4. Asertif
5. Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.

Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin:

1. Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
2. Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
3. Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
4. Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
5. Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.

Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
2. Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
3. Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
4. Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
5. Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.

sumber : http://toraerdo.blogspot.com/2012/04/kriteria-manager-proyek-yang-baik.html

Category: 0 komentar

Constructive Cost Model (COCOMO)

COCOMO adalah model konstruktif biaya dan dikembangkan di TRW / Northrop-Grumman pada tahun 2002. COCOMO didesain oleh Barry Boehm untuk memperoleh perkiraan dari jumlah orang-bulan yang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk perangkat lunak. COCOMO merupakan suatu model parametris pengestimasian yang menghitung jumlah FP dalam perencanaan serta pengembangan perangkat lunak. Satu hasil observasi yang paling penting dalam model ini adalah bahwa motivasi dari tiap orang yang terlibat ditempatkan sebagai titik berat. Pengenalan Cocomo ini diawali tahun 70-an akhir. Sang pelopor Boehm, melakukan riset dengan mengambil kasus dari 63 proyek perangkat lunak untuk membuat model matematisnya.
Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:

1. Proyek organik, adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.

2. Proyek sedang (semi-terpisah), adalah proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda.

3. Proyek terintegrasi, adalah proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat.

sumber :http://toraerdo.blogspot.com/2012/04/cocomo-constructive-cost-model-cocomo.html

Category: 0 komentar

OPEN SOURCE DAN MANFAATNYA

 Open source software adalah istilah yang digunakan untuk software yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi.
 adapun ciri-ciri dan manfaat software open source adalah sebagai berikut :

Free Redistribution
Setiap orang diperbolehkan membuat salinan tak terbatas, menjual atau bahkan memberikan program komputer secara bebas tanpa ada kewajiban untuk membayar kepada siapapun. Dengan lisensi Open Source tidak diperlukan royalti atau biaya apapun untuk pendisribusian program Open Source.

Source Code
Ketersediaan Source Code dalam program menjadi syarat utama untuk dilakukan modifikasi dan perbaikan program. Karena tujuan dari Open Source adalah membuat evolusi program berlangsung mudah, maka dibutuhkan modifikasi dan agar proses modifikasi dapat dilakukan dengan mudah, maka Source Code harus tersedia. Tujuan dari klausa ini adalah agar dalam program turunan tetap mencantumkan Source Code program awalnya.

Ø Derivad Works
Tujuan dari klausa ini adalah agar segala bentuk modifikasi diperbolehkan. Software akan berkurang manfaatnya bila tidak dapat dirawat. Misalnya untuk memperbaiki bug, mem-port ke sistem yang baru, membuat perbaikan dan melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Agar evolusi berlangsung cepat seseorang harus dapat mencoba program yang dapat dimodifikasinya dan mendistribusikannya. Untuk program awal Open Source, yang menggunakan lisensi GNU GPL, maka untuk hasil karya turunannya harus menggunakan lisensi GNU GPL juga. Untuk program awal yang menggunakan lisensi BSD maka dimungkinkan digunakan lisensi yang berbeda untuk hasil karya turunannya.

Ø Integrity of The Autor's Source Code
Mendorong dilakukan hal perbaikan adalah hal yang baik. Namun pengguna harus memiliki hak untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap program yang mereka gunakan. Sehingga untuk karya turunan tetap harus mencantumkan nama dari pencipta dari program awal. Dengan cara ini perubahan tidak resmi dapat dilakukan tetapi tetap dapat dibedakan dengan hasil karya utama.


Ø No Discrimination Against Persons or Groups
Agar mendapat keuntungan maksimum dari kasus Open Source, maka kemajemukan dari pengguna dan kelompok pengguna harus diusahakan tercapai, sehingga setiap orang atau kelompok memiliki hak yang sama untuk melakukan kontribusi pada Open Source.

Ø No Discrimination Against Fields of Endeavor
Open Source tetap mempunyai kemungkinan untuk digunakan secara komersial, tidak ada keterbatasan penggunaan Open Source untuk dunia bisnis maupun untuk kegunaan lainnya.

Ø Distribution of License.
Lisensi Open Source bersifat otomatis, sehingga tidak memerlukan tanda tangan, berbeda dengan perjanjian lisensi pada non disclosure agreement. Memang ini masih dipertanyakan di beberapa pengadilan, tetapi mengingat makin umumnya Open Source hal ini akan berubah dikemudian hari.

Ø License Must Not be Spesific to a Product
Tidak ada pembatasan untuk suatu produk yang dinyatakan Open Source yang menjadi bebas selamanya hanya jika menggunakan merek distribusi tertentu saja. Program tersebut harus tetap bebas walau dipisahkan dari program distribusi yang menyertainya.

Ø License Must Not Contaminated Other Software
Pada model Open Source suatu lisensi tidak bisa disyaratkan agar diletakkan bersama-sama dengan program berlisensi tertentu.

Ø Conforming License and Sertification
Penjelasan tentang bagaimana berbagai lisensi yang ada dalam masyarakat dapat dicocokkan dengan Open Source definition setelah melalui semacam uji oleh Open Source initiative, yaitu lembaga yang mewakili komunitas Open Source.

Category: 0 komentar